Antisipasi Paham Kekerasan, Pemilihan Tokoh Agama Harus Selektif

Jum'at, 29 Juli 2016 - 15:27 WIB
Antisipasi Paham Kekerasan, Pemilihan Tokoh Agama Harus Selektif
Antisipasi Paham Kekerasan, Pemilihan Tokoh Agama Harus Selektif
A A A
JAKARTA - Teologi sesat telah menyelewengkan nilai-nilai Islam rahmatan lil alamin atau Islam yang membawa rahmat bagi alam semesta. Di sinilah peran tokoh agama dibutuhkan dalam pencegahan terorisme di Indonesia.

Mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Ahmad Syafii Maarif mengingatkan bahwa pemilihan tokoh agama juga harus selektif karena ada yang mengaku tokoh agama tapi sekaligus bapak teror.

"Kalau ajarannya melakukan tindakan kekerasan, itu sudah berkhianat dengan konsep rahmatan lil alamin. Itu sama saja mereka menggunakan teologi maut. Tokoh agama yang benar mengembangkan teologi yang membela kehidupan,” ujar Syafii Maarif, Jumat (29/7/2016).

Pria yang biasa disapa Buya itu mengatakan, klaim simpatisan paham kekerasan terorisme bahwa teroris Santoso mati syahid itu salah besar. Artinya syahid itu hanya versi mereka, bukan syahid yang sesuai dengan ajaran Islam rahmatan lil alamin.

"Dia sudah membunuh banyak orang, tentara dibunuh, orang Islam dibunuh, dan banyak lagi masyarakat yang tidak salah dibunuh. Apakah itu syahid?” ucapnya. (Baca: Kapolri Minta Personelnya Waspadai Modus Serangan Teror di Prancis)

Satuan Tugas (Satgas) Operasi Tinombala gabungan TNI dan Kepolisian berhasil melumpuhkan Komandan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Santoso alias Abu Wardah. Santoso tewas dalam baku tembak dengan Satgas Tinombala, dalam hal ini tim Alfa 29 Batalion 515 Jember, di Pegunungan Biru, Desa Tambarana, Poso Pesisir Utara, Poso, Sulawesi Tengah (Sulteng), Senin, 18 Juli 2016.
(kur)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 2.0989 seconds (0.1#10.140)