Santoso Mati Syahid, Masyarakat Jangan Terjebak Propaganda Terorisme

Selasa, 26 Juli 2016 - 15:02 WIB
Santoso Mati Syahid, Masyarakat Jangan Terjebak Propaganda Terorisme
Santoso Mati Syahid, Masyarakat Jangan Terjebak Propaganda Terorisme
A A A
JAKARTA - Masyarakat diharapkan tidak terjebak dengan propaganda terorisme dan harus jeli melihat konteks persoalan. Tewasnya pimpinan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Santoso tidak termasuk mati syahid.

Pengamat komunikasi dari Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, Iswandi Syahputra mengingatkan, tahun 2000-an ketika pelaku bom Bali, Amrozi dihukum mati, beredar kabar bahwa Amrozi mati syahid, karena bersamaan dengan adanya lafal Allah dalam bahasa Arab di langit, disertai angin yang bertiup ketika pemakaman, dan burung-burung yang berkicau.

"Fundamentalisme agama itu bisa menular dan cara menularkannya bisa melalui mitos-mitos seperti ini, awan di langit dan hal-hal tertentu. Bahwa dia adalah syuhada, banyak pengikut yang percaya,” ujar Iswandi, Selasa (26/7/2016).

Dia khawatir opini seperti ini menstimulasi dan menjadi semacam pembenaran serta mengarahkan pembentukan opini tertentu. “Ditambah, mereka tidak mendapat tempat peliputan yang layak di media massa. Maka cara-cara seperti itu dianggap efektif untuk menularkan semangat juang terorisme itu,” ucapnya. (Baca: Hari Ketiga Penangkapan, Istri Santoso Belum Bisa Dimintai Keterangan)

Satuan Tugas (Satgas) Operasi Tinombala gabungan TNI dan Kepolisian berhasil melumpuhkan pimpinan MIT Santoso alias Abu Wardah. Santoso tewas dalam baku tembak dengan Satgas Tinombala, oleh tim Alfa 29 Batalion 515 Jember, di Pegunungan Biru, Desa Tambarana, Poso Pesisir Utara, Poso, Sulawesi Tengah, Senin, 18 Juli 2016.
(kur)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0555 seconds (0.1#10.140)