Rendahnya Mitigasi

Rabu, 22 Juni 2016 - 10:47 WIB
Rendahnya Mitigasi
Rendahnya Mitigasi
A A A
BENCANA banjir dan longsor melanda beberapa wilayah di Jawa Tengah (Jateng) dalam beberapa hari ini. Hampir setiap tahun terutama musim penghujan, Jateng selalu mendapat "jatah" bencana longsor atau banjir.

Bahkan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengatakan, wilayahnya adalah supermarket bencana. Ungkapan yang berintonasi kurang menyenangkan, tapi memang Gubernur Ganjar mencoba mengatakan kondisi yang sebenarnya bahwa Jateng adalah wilayah langganan bencana longsor.

Akibat bencana di beberapa kabupaten dan kota di Jateng, 47 orang meninggal. Jelas, kondisi ini mengundang keprihatinan, apalagi dari tahun ke tahun bencana longsor dan banjir selalu terjadi.

Saking seringnya, berita banjir dan longsor selalu menghiasi media massa nasional dan daerah, bahkan mungkin ada yang menunggu untuk dijadikan bahasan utama. Dan bagi masyarakat yang terdampak bencana, itu bukan berita yang menyenangkan karena mereka seperti dihantui bencana yang mungkin tiba-tiba bisa datang.

Semestinya, jika bencana itu dari tahun ke tahun selalu datang, perlu ada manajemen risiko untuk mengantisipasi atau mengatasi bencana tersebut. Manajemen risiko adalah sebuah perencanaan untuk menghilangkan atau mengurangi dampak dari bencana yang hampir setiap tahun terjadi.

Nah, jika bencana selalu terjadi dengan intensitas yang semakin tinggi atau sama, berarti tidak ada manajemen risiko yang dilakukan atau mungkin jika dilakukan kurang tepat. Mitigasi adalah bagian dari manajemen risiko yang semestinya dilakukan setiap daerah yang memang terhadap bencana.

Jateng yang hampir setiap tahun terkena bencana banjir dan tanah longsor semestinya mempunyai mitigasi bencana yang bagus. Selalu terulangnya bencana menandakan ada yang kurang tepat dalam melakukan mitigasi.

Dengan mitigasi bisa dipetakan daerah mana yang berisiko terkena bencana saat musim penghujan atau kemarau. Selain itu, mitigasi bencana-bencana lain seperti gempa bumi atau kebakaran, juga perlu dilakukan.

Dengan mitigasi maka akan terpapar jelas daerah mana yang mempunyai risiko tinggi dan mana yang rendah. Namun jika telah melakukan mitigasi perlu diingat, daerah yang mempunyai risiko rendah justru mempunyai dampak yang paling besar.

Seperti disebut di atas, mitigasi merupakan bagian manajemen risiko. Dalam manajemen risiko maka akan terpapar besaran risiko dan akan bagaimana cara mengantisipasinya. Nah , dasar manajemen risiko adalah biasanya yang mempunyai risiko paling rendah (probabilitas kejadian paling kecil), justru mempunyai dampak paling besar.

Artinya meskipun sudah dilakukan mitigasi dan menemukan wilayah dengan risiko yang paling rendah, pengawasan dan langkah antisipasi juga harus semakin detail, termasuk daerah yang mempunyai risiko kejadian paling kecil.

Mitigasi bencana sangat dibutuhkan daerah-daerah yang rawan terhadap bencana. Memang bukan sekadar tugas pemerintah, kesadaran masyarakat pun perlu ditingkatkan untuk menghindari daerah-daerah rawan bencana.

Perlu ada langkah tegas pemerintah untuk menumbuhkan kesadaran tentang mitigasi bencana. Toh, tujuannya memang untuk menghindarkan masyarakat agar tidak menjadi korban bencana.

Padahal, mitigasi bencana sudah dikenal oleh nenek moyang kita. Salah satu contoh yang pernah dikupas media internasional adalah rumah panggung Mentawai. Bentuk rumah panggung adalah salah satu bentuk mitigasi masyarakat lokal terhadap gempa bumi yang acap terjadi di daerah Mentawai.

Rumah panggung lebih tahan terhadap guncangan gempa daripada rumah beton yang tertanam di tanah. Namun, itu rumah panggung justru ditinggalkan dengan alasan kuno atau tidak modern. Padahal, rumah panggung adalah bentuk mitigasi bencana paling sederhana untuk menghindari korban bencana saat gempa bumi.

Jika memang bencana terus terjadi hingga menelan korban jiwa, artinya pengetahuan masyarakat dan pemerintah masih sangat rendah tentang mitigasi. Masyarakat dan pemerintah semestinya bisa berkaca pada kejadian-kejadian sebelumnya yang terus menelan korban jiwa.

Apakah rendahnya mitigasi bencana masih akan dipertahankan dan tahun depan bencana hingga menelan korban jika kembali terjadi, tentu pemerintah dan masyarakat harus satu kata.
(maf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.3173 seconds (0.1#10.140)