Hadapi MEA, Karyawan Harus Fasih Berbahasa Inggris

Senin, 23 Mei 2016 - 13:41 WIB
Hadapi MEA, Karyawan Harus Fasih Berbahasa Inggris
Hadapi MEA, Karyawan Harus Fasih Berbahasa Inggris
A A A
JAKARTA - Implementasi perjanjian Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) membuat peta persaingan pekerja semakin ketat. Kompetisi untuk memperebutkan lowongan pekerjaan bukan saja datang dari sesama pekerja Indonesia, tetapi juga dengan pekerja dari negara-negara lain di ASEAN, seperti Singapura, Filipina, Malaysia, Thailand, Vietnam, bahkan Myanmar, Brunei, dan Kamboja.

Bisa dipastikan, pasar tenaga kerja Indonesia akan dibanjiri oleh tenaga kerja asing dan tentunya berdampak pada pertumbuhan ekonomi Indonesia. Data Bank Dunia menunjukkan tingkat pengangguran Indonesia masih relatif tinggi yaitu mencapai 5,8%, jauh di atas Thailand (0,8%), Singapura (2%), dan Malaysia (2,9%).

Permasalahan lain yang dihadapi adalah kualitas pekerja terampil. ASEAN Productivity Organization (APO) merilis bahwa dari 1.000 tenaga kerja, Indonesia hanya memiliki 4,3% tenaga kerja terampil. Jumlah ini lebih kecil dari negara ASEAN lainnya seperti Filipina (8,3%), Malaysia (32,6%), dan Singapura (34,7%).

Selain kekurangan tenaga kerja terampil, tenaga kerja Indonesia juga memiliki kekurangan dalam berbagai hal. Data Bank Dunia menunjukkan bahwa kesenjangan terbesar yang dimiliki tenaga kerja lokal adalah 44% penggunaan bahasa Inggris, 36% keterampilan penggunaan komputer, keterampilan berperilaku (30%), keterampilan berpikir kritis (33%), dan keterampilan dasar (13%).

English Proficiency Index (EPI) yang dirilis oleh EF Education First merupakan hasil dari 70 negara, menunjukkan tingkat kecakapan Bahasa Inggris orang dewasa di Indonesia berada di posisi ke-32 di bawah Singapura dan Malaysia yang memiliki level kecakapan tinggi (advance).

Center Director EF English Centers for Adults, fX Sudirman, Mahardika Halim memaparkan survei yang dilakukan EF English Centers for Adults menunjukkan bahwa 51% responden di atas usia 18 tahun dan 74% berusia 27-37 tahun memilih belajar bahasa Inggris dengan alasan untuk karier.

Country Manager EF English Centers for Adults Indonesia, Patricia Setyadjie menambahkan, berdasarkan survei dari hasil tes awal yang dilakukan calon siswa, 46,5% memiliki kemampuan berbicara dua level lebih rendah di bawah kemampuan reading dan listening-nya.

”Kenyataannya, kemampuan berbicara memiliki peran sangat penting dalam komunikasi bisnis. Lalu bagaimana kita bisa bersaing dengan tenaga kerja asing yang lebih fasih dalam berbahasa Inggris, terlebih dalam perusahaan-perusahaan besar dan multinasional?” ungkapnya dalam rilis yang diterima Sindonews.

EF English Centers for Adults sebagai lembaga pendidikan non formal khusus dewasa dan profesional yang concern dan passionate untuk membantu serta mempersiapkan siswanya menghadapi tantangan di abad 21, memasukan berbagai skills ke dalam kurikulumnya seperti creative business skills, presentation skills, business etiquette, networking skills, dan building confidence.

”Selain kemampuan bahasa Inggris, kekurangan lainnya yang menimpa pekerja Indonesia adalah ketika melakukan presentasi, bagaimana mengomunikasikan idenya, serta membangun jaringan,” ungkap Mahardika.
(poe)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8000 seconds (0.1#10.140)