Universitas Negeri Jember Jadi Pusat Unggulan Iptek

Rabu, 18 Mei 2016 - 16:28 WIB
Universitas Negeri Jember Jadi Pusat Unggulan Iptek
Universitas Negeri Jember Jadi Pusat Unggulan Iptek
A A A
JAKARTA - Empat perguruan tinggi negeri (PTN) ditunjuk pemerintah sebagai pusat unggulan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) baru untuk meningkatkan daya saing bangsa. Namun penunjukkan ini dituding ada maksud-maksud tertentu karena banyak kampus lain yang lebih baik justru tidak dipilih.

Direktur Jenderal (Dirjen) Sumber Daya Iptek dan Pendidikan Tinggi (SDID) Kementerian Riset Tenologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek-Dikti) Ali Ghufron Mukti mengatakan, dalam laporan United Nations Development Programme (UNDP) 2014 peringkat Indeks Pembangunan Manusia Indonesia berada di posisi 108 dari 187 negara. Untuk itu daya saing harus segera ditingkatkan kembali melalui sumber daya manusia yang berkarakter profesional, terampil, dan berdaya saing.

”Oleh karena itu mulai tahun ini kami memberi tugas kepada keempat PTN tersebut menjadi center of excellence,” katanya di kantornya di Jakarta, Selasa, 17 Mei 2016.

Keempat PTN itu ialah Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Serang, Banten; Universitas Negeri Jember, Jawa Timur; Universitas Negeri Malang, Jawa Timur; dan Universitas Mulawarman, Samarinda, Kalimantan Timur. Kemenristek-Dikti sengaja menunjuk PTN kelas menengah sebagai pusat unggulan baru, namun sudah terlihat potensinya untuk mengembangkan daya saing bangsa.

Mantan wakil menteri kesehatan ini menjelaskan, Universitas Negeri Jember akan menjadi pusat teknologi pangan dan kesehatan. Universitas Negeri Malang akan menjadi pusat inovasi pendidikan. Universitas Negeri Mulawarman nantinya akan menjadi pusat kajian tropis untuk bidang tumbuhan dan penyakit. Sedangkan Universitas Tirtayasa akan menjadi pusat teknologi ketahanan pangan.

”Keempat kampus ini memang sudah siap SDM (sumber daya manusia) dan juga infrastrukturnya. Namun akan kita dorong lagi dengan dana supaya mereka bisa berkembang lebih baik lagi,” paparnya.

Guru Besar Universitas Gadjah Mada ini melanjutkan, anggaran untuk empat pusat unggulan baru ini akan mencapai USD189 juta. Kegiatan yang akan dikembangkan di pusat unggulan ini ialah aktivitas riset dan inovasi, paten, pembuatan jurnal internasional, studi lanjut dan pelatihan bagi dosen, serta juga penyediaan dosen tamu.

Kemenristek-Dikti juga akan membangun sekitar 30 gedung baru untuk penambahan infrastruktur. Selain itu, kampus diizinkan membuka program studi baru agar kampus benar-benar bisa menjadi pusat unggulan yang dituju.

Pengamat pendidikan tinggi Edy Suandi Hamid menilai keempat PTN ini belum banyak terdengar kinerja dan keunggulannya. Jadi patut diduga penetapan kampus sebagai pusat unggulan hanya ingin mendapat stimulus dari pemerintah saja.

Walau demikian, dia mengapresiasi langkah Kemenristek-Dikti yang ingin ada wajah baru pusat unggulan selain kampus yang sudah berprestasi seperti Universitas Indonesia (UI) atau Institut Teknologi Bandung (ITB). Namun dengan penunjukan empat kampus PTN ini pemerintah terkesan PTN sentris dengan sama sekali tidak menunjuk perguruan tinggi swasta (PTS) sebagai salah satu pusat unggulan.

”Apakah tidak ada PTS yang layak didorong ke arah sana? Sebaiknya kriteria untuk menjadi pusat unggulan dibuat transparan dan tidak membedakan kampus swasta. Lalu dipetakan lagi keunggulan dan kelemahannya,” tuturnya.

Mantan Rektor Universitas Islam (UII) Yogyakarta ini menambahkan, PTS pun perlu distimulus karena banyak kampus swasta yang kualitasnya lebih baik dari keempat PTN tersebut. Akreditasi keempat kampus itu pun masih B, sedangkan ada PTS yang sudah berakreditasi A dengan reputasi internasional dan penelitian yang baik.

Kampus swasta juga sudah banyak yang masuk kluster penelitian mandiri yang menjadi kluster tertinggi. Sementara empat PTN yang ditunjuk sebagai pusat unggulan masih ada yang madya atau dua tingkat di bawah kluster mandiri.
(poe)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9524 seconds (0.1#10.140)