Diduga Rekaman Freeport Berisi Campur Tangan AS di Pilpres 2014

Senin, 14 Desember 2015 - 06:50 WIB
Diduga Rekaman Freeport Berisi Campur Tangan AS di Pilpres 2014
Diduga Rekaman Freeport Berisi Campur Tangan AS di Pilpres 2014
A A A
JAKARTA - Langkah Presiden Direktur (Presdir) PT Freeport Indonesia Maroef Sjamsoeddin yang tidak ingin memberikan bukti rekaman original menunjukkan adanya indikasi yang semakin memperjelas Freeport takut isi rekaman tersebut dapat merembes ke mana-mana.

Pengamat Politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Pangi Syarwi Chaniago mengatakan, sudah menjadi rahasia umum pada Pemilihan Presiden (pilpres) 2014 lalu terdapat campur tangan Freeport untuk memenangkan salah seorang kandidat presiden.

Campur tangan itu bertujuan dengan jaminan presiden yang terpilih mempertahankan keberadaan perusahaan tambang milik Amerika Serikat (AS) itu. (Baca: Aneh, Bos Freeport Tolak Berikan Rekaman Asli ke MKD)

"Syaratnya jangan coba-coba menganggu Freeport. Kalau ada elite pribumi yang berani maka AS akan mengerjai mereka dengan konspirasi mainan politik tingkat tinggi," ujar Pangi kepada Sindonews, Minggu 13 Desember 2015 kemarin.

"Gaya AS ini terkenal dengan politik adu domba elite pribumi devide et empera. Apapun dia lakukan untuk menjaga kepentingan nasional (national interest) AS," sambungnya.

Di rekaman original tersebut, kata Kepala Divisi Riset Politik dari IndoStrategi itu, banyak rahasia-rahasia penting yang bisa membongkar hal-hal yang jauh lebih besar ketimbang sekadar masalah pencatutan nama presiden. (Baca: PAN Endus Kongkalikong dalam Perpanjangan Kontrak Freeport)

Ucapan presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menyatakan tidak terima pencatutan nama apabila sudah menyangkut kewibawaannya sebagai presiden terkait permintaan saham, kata dia, berbanding terbalik dengan surat Menteri ESDM Sudirman Said per 17 Oktobet 2015 sesuai petunjuk dan arahan presiden yang terkesan memberi sinyal perpanjangan kontrak Freeport.

"Ini jelas sebuah persekongkolan yang merugikan kepentingan nasional dan tentu merongrong kewibawaan negara," tandas Pangi.
(hyk)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 2.0386 seconds (0.1#10.140)