Early Warning System di Balik Sikap Diamnya Penganut Terorisme

Selasa, 13 Oktober 2015 - 15:53 WIB
Early Warning System di Balik Sikap Diamnya Penganut Terorisme
Early Warning System di Balik Sikap Diamnya Penganut Terorisme
A A A
JAKARTA - Masyakarat perkotaan yang rata-rata pemahaman agamanya agak rendah dibandingkan masyarakat desa, adalah pangsa yang sangat memungkinkan untuk direkrut melalui propaganda di media sosial atau dunia maya, terutama oleh kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

Kondisi ini tidak boleh dibiarkan dan harus ada upaya untuk membendung strategi-strategi yang mungkin akan dilakukan oleh pelaku terorisme.

"Harus ada early warning system dalam menyikapi sikap diam itu. Bisa saja mereka menunggu momentum, karena dukungan melalui taraf pemikiran itu sangat berbahaya dan memiliki potensi yang besar sekali," ujar mantan Wakil Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBNU Adnan Anwar di Jakarta, Selasa (13/10/2015).

Dia juga mengingatkan, masyarakat dan bangsa Indonesia jangan terkecoh dengan strategi diam atau sepi yang dilakukan para penganut paham kekerasan dan terorisme. Menurutnya, di tengah sikap diam itu, justru memungkinkan mereka tengah merancang strategi baru dalam menjalankan propaganda dan aksinya.

"Diam itu justru malah berbahaya. Memang harus kita akui akhir-akhir ini pergerakan mereka di luar sepi. Ingat kelompok ini sangat kaya terutama dalam metode rekrutmen anggota melalui teknologi IT," ucapnya.

Lanjutnya, upaya pencegahan dan penindakan terorisme yang akhir-akhir dilakukan pemerintah melalui Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan lembaga terkait lainnya seperti Polri, TNI membuat kendur gerakan kelompok mereka belakangan ini.

"Menangani gerakan kekerasan dan terorisme itu tidak boleh berhenti. Jangan karena diam, mereka dianggap tidak ada," terangnya.

Baca: Ditjen Imigrasi Perketat Pengawasan Orang Asing.
(kur)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8971 seconds (0.1#10.140)