Wujudkan Keamanan Maritim Dunia, TNI AL Gelar IMSS 2015

Rabu, 16 September 2015 - 19:16 WIB
Wujudkan Keamanan Maritim Dunia, TNI AL Gelar IMSS 2015
Wujudkan Keamanan Maritim Dunia, TNI AL Gelar IMSS 2015
A A A
JAKARTA - TNI AL kembali menggelar International Maritime Security Symposium (IMSS) 2015 di Jakarta. Kegiatan yang diikuti oleh pemimpin Angkatan Laut (AL) negara-negara sahabat ini bertujuan untuk menciptakan keamanan laut. Termasuk di Laut China Selatan.

Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Ade Supandi mengatakan, semakin berkembangnya ancaman non-tradisional dan kejahatan lintas negara mengakibatkan situasi keamanan laut menjadi lebih kompleks.

"Karenanya, negara-negara di dunia perlu meningkatkan kerja sama untuk menghadapi ancaman terhadap keamanan maritim," ujarnya saat membuka pelaksanaan 2nd International Maritime Security Symposium 2015 (IMSS 2015) di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (16/9/2015).

Menurut Ade, forum diskusi yang berkaitan dengan keamanan maritim menjadi sangat penting untuk menghadapi persoalan-persoalan di atas. “Simposium ini diharapkan dapat mengidentifikasi tantangan dan peluang yang berkaitan dengan keamanan maritim serta peluang kerja sama antar negara dalam menciptakan keamanan laut. Termasuk memberikan kontribusi dalam menciptakan keamanan dan stabilitas maritim di kawasan,” ujarnya.

Simposium kemaritiman tingkat internasional yang mengambil tema “Maritime Confidence Building and Mutual Cooperation for Peace and Prosperity” atau Membangun Kepercayaan dan Kerjasama di Bidang Maritim guna Mencapai Perdamaian dan Kemakmuran Bersama ini, kata Ade, memiliki perbedaan dengan pelaksanaan IMSS sebelumnya. Dalam IMSS 2015 kali ini juga menyoroti perkembangan yang terjadi di Laut China Selatan (LCS).

"Karena Laut China Selatan tidak hanya berarti masalah bagi yang berada di sekitarnya, juga berkaitan dengan kepentingan global ya, ada Jepang, Amerika Serikat, kemudian Timur Tengah dan kita sendiri yang berhadapan di situ juga sama," katanya.

Ade juga berharap, negara peserta mengimplementasikan hasil dari simposium ini dan tidak hanya sebatas pada diskusi semata. "Simposium ini juga mengedepankan diplomasi pada tataran politik. Pada tataran bawah adalah mengurangi intensitas (di LCS) yang bersifat teknis jangan sampai senggol-senggolan antara Angkatan Laut," katanya.

Dengan demikian, upaya membangun kebersamaan dan kepercayaan dalam rangka menciptakan keamanan maupun kesejahteraan dapat terwujud. Apabila itu terealisasi maka investor akan masuk. "Kesejahteraan itu erat kaitannya dengan keamanan. Kalau laut aman pasti investasi masuk, kalau enggak aman itu jadi pekerjaan kita juga. Jadi nanti kita akan membuat skema teknisnya," katanya.

Ade menambahkan, bila kegiatan ini berkaitan erat dengan program yang dicanangkan Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi)yakni, menjadikan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia. Tidak dapat dipungkiri ancaman terhadap zona maritim akan terus ada sejalan dengan perkembangan ekonomi, teknologi informasi, dan komunikasi.

Keberhasilan merespons ancaman keamanan maritim secara masif dan komprehensif oleh seluruh Angkatan Laut dunia, akan memberi sumbangan yang besar bagi sektor-sektor lainnya. "TNI AL sebagai komponen utama pertahanan negara di laut memegang peranan penting dalam menjaga stabilitas keamanan maritim kawasan, khususnya di kawasan Samudera Hindia dan Pasifik," ujarnya.
(hyk)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5567 seconds (0.1#10.140)