MPR Prihatin Atas Gaduhnya Komunikasi Antar Elite

Minggu, 06 September 2015 - 21:10 WIB
MPR Prihatin Atas Gaduhnya Komunikasi Antar Elite
MPR Prihatin Atas Gaduhnya Komunikasi Antar Elite
A A A
TERNATE - MPR mengaku prihatin atas komunikasi antar elite negara dan politik yang menimbulkan kegaduhan. Bahkan, para elite itu seringkali lupa akan posisinya sebagai seorang pemimpin dan penyelenggara negara yang perlu berhati-hati dalam setiap tutur kata dan gerak-geriknya.

"Kita patut prihatin komunikasi antar elite negara masih belum begitu harmoni, mereka kadang lupa positioning masing-masing bahwa mereka sebagai pemimpin," kata Wakil Ketua Badan Sosialisasi MPR Bachtiar Aly kepada wartawan usai Sosialisasi Empat Pilar MPR dengan Metode Outbond di Hotel Bela Internasional Ternate, Maluku Utara, Minggu (6/9/2015).

Bachtiar berpandangan, sebagai seorang pemimpin seyogyanya para elite itu tidak boleh memberikan pernyataan-pernyataan yang multi tafsir sehingga, bisa disalahartikan oleh publik. Mereka harus berhati-hati dalam setiap ucapan dan perbuatannya.

"Atau kalau kata Presiden Jokowi pernyataan-pernyataan yang menimbulkan kegaduhan," imbuh Ketua Fraksi Partai NasDem di MPR itu.

Oleh karena itu, menurut Bachtiar, kepemimpinan seorang presiden menjadi sangat penting. Dalam hal ini, Presiden Jokowi tidak boleh membiarkan kegaduhan ini terjadi berlarut-larut baik itu yang terjadi di lingkungan kabinetnya atau elite-elite politik yang bertikai.

"Jadi, dia harus cepat memberikan semacam positioning, saya tidak menyatakan fatwa tapi, itu tidak boleh berlarut-larut karena akan membingungkan masyarakat," sarannya.

Karena, lanjut Bachtiar, masyarakat saat ini tengah membutuhkan kepastian yang pada akhir-akhir ini ada kekhawatiran dari para pengusaha lantaran buruknya kondisi ekonomi dan banyaknya pekerja yang PHK. Seharusnya para elite bisa meneduhkan masyarakat, dan memberikan harapan.

"Bahwa harapan ini tidak kosong dan semua bekerja sesuai dengan harapan masyarakat," imbuhnya.

Namun demikian, sambungnya, ada satu hal yang patut disyukuri bahwa komunikasi politik yang terjadi juga dinamis. Artinya, ketika para pemimpin tengah berseteru hal ini akan dengan cepat ditangkap oleh masyarakat, dan ditangkap juga oleh elite politik lain sehingga langsung terkoreksi.

"Misalnya, persoalan tentang Pelindo sangat cepat sekali penyelesaiannya. Kontra dan sebagainya tidak dibiarkan seperti itu. Atau perbedaan pandangan antara Wapres Jusuf Kalla dan Menko Rizal Ramli itu juga cepat diselesaikan. Jadi dinamika itu patut juga bersyukur karena tak selamanya negatif," paparnya.

Lebih dari itu, dia menambahkan, kalau saja seluruh pemangku kepentingan menyadari positioningnya masing-masing maka dirinya meyakini bahwa kondisi politik Indonesia akan jauh lebih baik lagi. Masyarakat tetap boleh kritis, tapi pemerintah jangan sampai tipis telinga.

"Jadi masyarakat bisa mengkritik karena itu hak warga negara. Tapi di sisi lain elite politik perlu menyadari bahwa mereka tidak boleh berlarut-larut pada suatu topik yang kontra produktif," tegasnya.

Sementara itu, Rektor Universitas Khairun Husen Alting berpandangan, kondisi terakhir bangsa ini sangat memilukan di mana sering terjadi kerusuhan dan bentrok antar masyarakat. Tak hanya itu yang muncul di era sekarang. Sekarang ditengarai juga muncul gerakan demokrasi yang hanya menonjolkan kepentingan golongan.

"Itu semua karena tak dilandasi konsep Empat Pilar," ujar Husen di kesempatan yang sama.

Menurut Husen, pengaruh globalisasi telah menggerus rasa nasionalisme. Untuk itu. dirinya mengingatkan agar kita sadar dan segera menemukan kembali semangat kebangsaan. Menurutnya, apa yang terjadi saat ini merupakan fenomena negatif.

"Untuk itu kita harus membangkitkan Empat Pilar. Sehingga apa yang dilakukan MPR yakni mensosialisasikan Empat Pilar merupakan langkah yang sangat tepat," tegasnya.

Selain itu, dirinya juga mengharapkan, melalui metode outbond sosialisasi Empat Pilar MPR ini mampu membangkitkan kembali Empat Pilar di setiap dada masyarakat. Dengan mengajak mahasiswa sebagai ujung tombak maka kegiatan ini patut diberi apresiasi.

"Kegiatan ini sangat penting sebab di provinsi ini terdapat beragam etnis di mana salah satunya mahasiswa yang terkadang masih membawa nilai-nilai kedaerahan. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih pada Tim MPR," pungkasnya.

PILIHAN:

Ini 3 Aktor di Balik Bergabungnya PAN ke Gerbong Pemerintah

Sikap Ical & Prabowo Atas Bergabungnya PAN ke Koalisi Jokowi
(kri)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5088 seconds (0.1#10.140)