Presiden: Hindari Penerapan Jiwa Korsa yang Sempit

Kamis, 30 Juli 2015 - 00:04 WIB
Presiden: Hindari Penerapan Jiwa Korsa yang Sempit
Presiden: Hindari Penerapan Jiwa Korsa yang Sempit
A A A
SEMARANG - Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) berpesan kepada ratusan calon perwira remaja empat angkatan untuk menghindari penerapan jiwa korsa yang sempit.

Jokowi menyampaikan itu saat memberikan pembekalan kepada calon perwira remaja Akademi Militer (Akmil), Akademi Angkatan Laut (AAL), Akademi Angkatan Udara (AAU) di Gedung Cendekia, Komplek Kampus Akpol, Kota Semarang, Rabu (29/7/2015) malam.

"Hindari penerapan jiwa korsa yang sempit. Saya tidak ingin lagi dengar ada gesekan apalagi bentrokan antar angkatan ataupun antar TNI - Polri. Bersatu kita kuat, bangun soliditas TNI - Polri. Karena kita ini jadi contoh perekat bangsa, contoh persatuan kesatuan," kata Jokowi.

Masing-masing calon perwira remaja itu, Akmil meluluskan 215 perwira, AAL 100 perwira, AAU 89 perwira dan Akpol 389 perwira. Mereka rencananya dilantik Presiden, Kamis (30/7/2015) pagi.

Jokowi memberikan beberapa catatan penting terkait tantangan tugas dan ancaman yang dihadapi bangsa ini.

"Kedaulatan teritorial harus dilindungi. Ini tolong dicatat. Wilayah kita dua pertiganya adalah air, dari Pulau We sampai Rote, dari Sabang sampai Merauke. Jaga laut, sisi darat maupun sisi udaranya," tambahnya.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu memberikan contoh, Indonesia masih terjadi ilegal fishing. Jokowi menyebut, informasi yang diterimanya masih ada 7000 kapal lalu lalang ilegal dibiarkan.

"Artinya apa, kita belum melindungi kedaulatan teritorial kita. Akibat pencurian ikan, setahun kita kehilangan Rp300 Triliun. Saya rasa mulai Oktober tahun kemarin sampai sekarang dilakukan operasi dan hasilnya sangat baik. Tujuan utamanya agar nelayan tangkapan ikannya melimpah," bebernya.

Tak kalah penting, juga Jokowi berpesan untuk menjaga seluruh kekayaan alam yang terkandung di bumi Indonesia. Jokowi menyebut, berdasarkan informasi yang diterimanya, negara dirugikan tiap tahun Rp55 triliun akibat ilegal minning.

"Tapi saya tidak percaya (kerugian Rp 55T), pasti lebih. Ilegal loging juga jadi tanggung jawab anda semua (harus dihilangkan)," ucapnya.

Kemudian Jokowi juga berpesan agar melakukan deteksi dini konflik - konflik horisontal agama. Ia mencontohkan, insiden Tolikara terjadi karena petugas lambat merespon.

Indonesia, kata dia, juga sedang dalam darurat narkoba. Di mana, tiap hari 50 orang tewas atau 18 ribu orang tiap tahun tewas tiap hari akibat narkoba.

Di akhir pembekalan, Jokowi berpesan agar senantiasa dekat dengan rakyat. Mengutamakan dialog dan musyawarah untuk menyelesaikan persoalan.

"Ingat, kita berasal dari rakyat. Kita digaji rakyat. Kalau bisa didialogkan, dialogkan, jangan langsung dihantam dengan kekuatan kita," pesan Presiden.

Sementara itu, Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menyebut sesuai Pasal 10 UUD 1945 Presiden RI adalah panglima tertinggi atas 3 angkatan, yakni AD, AU dan AL. Sesuai UU2/2002 menyebut Kapolri bertanggungjawab penuh pada Presiden RI.

"Sehingga, pengarahan Presiden dapat dijadikan landasan konstitusi perwira untuk mengawali karir," kata Gatot.

Kapolri Jenderal Pol Badrodin Haiti menyebut pihaknya akan terus berupaya menjadi lebih baik. "Ini mengingat tantangan dan tugas-tugas Polri ke depan terus berkembang dan semakin berat," pungkasnya.
(nag)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9856 seconds (0.1#10.140)