Megawati Nongol di Peluncuran Buku Eks KSAU

Rabu, 29 Juli 2015 - 15:15 WIB
Megawati Nongol di Peluncuran Buku Eks KSAU
Megawati Nongol di Peluncuran Buku Eks KSAU
A A A
JAKARTA - Marsekal (Purn) Chappy Hakim meluncurkan buku berjudul Tanah Air dan Udaraku Indonesia. Peluncuran buku ini digagas oleh Hendropriyono Strategic Consulting (HSC). Buku ini merupakan sebagian dari kumpulan tulisan Chappy di berbagai media massa.

Acara peluncuran buku didahului dengan diskusi terbuka tentang tantangan global dalam mempertahankan kedaulatan negara Indonesia di ruang udara dan ruang angkasa.

Hadir dalam acara tersebut sejumlah tokoh penting negeri ini, di antaranya, Presiden RI ke-5 Megawati Sukarnoputri, Menkopolhukam Tedjo Edhy Purdijatno, Menkumham Yasonna Hamonangan Laoly, Ketua DPR Setya Novanto, Wakil Ketua DPR Fadli Zon, Ketua MPR Zulkifli Hasan, Pendiri HSC AM Hendropriyono dan Marsekal (Purn) Chappy Hakim.

Dalam sambutanyya, CEO HSC Komjen Pol (Purn) Gories Mere mengatakan, benang merah dari keseluruhan tulisan Chappy adalah kepeduliannya terhadap masalah ketahanan dan kedaulatan negara Indonesia.

Menurut Gories, Indonesia adalah negara yang terdiri dari sepertiga daratan, dua pertiga perairan, dan tiga pertiga udara. Ironisnya, bagian udara ini tidak pernah mendapatkan perhatian dan tidak dikelola dengan baik.

"Chappy Hakim sebagai KSAU (Kepala Staf TNI Angkatan Udara) periode 2002-2005 paham betul ringkihnya pertahanan udara Indonesia dari berbagai sisi. Baik sisi peralatan maupun perangkat Undang-undang (UU)," ungkap Gories di TB Gramedia, Matraman, Jakarta Timur, Rabu (28/7/2015).

Menurut Gories, Chappy terus memperjuangkan agar dimensi udara dimasukkan dalam Pasal 33 UUD 1945, yang selama ini hanya menyebut soal bumi dan air serta kekayaan alam yang terkandung di dalamnya.

Dalam pasal itu tidak pernah disebut soal udara, padahal wilayah udara adalah bagian inheren dalam sebuah negara dan menyangkut prinsip yang terkait penegakan hukum oleh suatu negara di ruang udara.

"Dari ketiga dimensi (darat, laut, udara), udara merupakan unsur paling strategis sekaligus paling lemah. Tanpa regulasi yang jelas, kedaulatan negara menjadi ringkih," ungkap Gories.

Gories berharap diskusi dan peluncuran buku karya Chappy Hakik ini dapat membangkitkan kembali kesadaran bangsa Indonesia tentang pentingnya ruang udara guna kesejahteraan bangsa dan pertahanan nasional.

Pilihan:

Polri Diminta Hati-hati Brimob Diberi Pelatihan Raider

Tolak Diperiksa, OC Kaligis: Lebih Baik Saya Ditembak Mati
(maf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5445 seconds (0.1#10.140)